Tentang Dosa
Pertanyaan :
Fulan – Indonesia
Assalamu‘alaikum, Ustadz rahimakumullah,
saya mempunyai pertanyan, yaitu:
1. Saya pernah medengar jika seorang berdosa nanti ia akan dicuci dulu di neraka kemudian dimasukkan ke surga, apakah ada dalilnya Ustadz.
2. Saya pernah mendengar Ustadz Ja‘far Umar dari Laskar Jihad mengatakan bahwa al-qaeda termasuk kharwarij, benarkah pendapat itu Ustadz dan sebenarnya apa sih kaum khawarij itu dan bagaimana mereka nanti di akhirat.
Jawaban:
Pertama
Dalam aqidah Ahli Sunnah wal Jamaah diyakini bahwa orang muslim yang berdosa, maka akan mendapat siksa di neraka. Sesuai dengan tingkat dosanya itu dan juga apakah Allah mengampuni dosanya atau mengurangi azab-Nya.
Namun tidaklah membuat orang itu menjadi kafir lantaran dosa-dosanya. Kecuali bila seseorang mengingkari salah satu rukun Islam dan ruku Iman secara sadar dan sengaja.
Apabila menurut perhitungan Allah azab yang dijatuhkan pada seseorang di neraka telah cukup untuk membayar dosa-dosanya, maka atas izin Allah orang itu akan dikeluarkan dari neraka, atau dikurangi tingkat kepedihanannya.
Kedua
Khawarij adalah istilah yang digunakan untuk menamakan kelompok dalam aliran aqidah Islam yang menyimpang dari manjah Ahli Sunnah Wal Jamaah. Kolempok khawarij ini sudah lama munculnya yaitu semenjak zaman para shahabat Rasulullah SAW. Saat itu di tengah pertikaian yang terjadi, muncul khawarij yang pada mulanya bersifat politis dan keluar dari pertikaian, namun pada masa selanjutnya, kelompok ini mengkristal menjadi bertema aqidah yang menyimpang dari mainstream.
Khawarij lalu dikenal sebagai kelompok yang seenaknya menafsirkan Al-Quran, mengkafirkan orang Islam yang melakukan dosa besar, temasuk menuduh Ali dan Mu‘awiyah sebagai kafir karena menetapkan hukum bukan dengan hukum Allah. Mereka pun dalam aqidahnya berkeyakinan bahwa pendosa besar otomatis jadi kafir dan akan kekal abadi di dalam neraka. Mereka juga menolak adanya syafaat Rasulullah SAW di hari akhir nanti. Mereka juga mengingkari sifat-sifat Allah SWT dan mentakwilkannnya sesuai intepretasi mereka sendiri.
Sesungguhnya pemahaman seperti itu jelas menyalahi dalil yang kuat baik dari Al-Quran ataupun as-Sunnah sendiri. Dan perlu diketahui bahwa pemahaman yang keliru seperti itu sebenarnya bukan monopoli kelompok khawarij saja, tapi bisa saja terjadi pada individu atau kelompok-kelompok lain. Yang jadi titik permasalahan bukanlah bukanlah namanya, tapi intisari ajarannya.
Namun untuk menuduh seseorang atau suatu kelompok itu temasuk khawarij atau bukan, dibutuhkan bukti-butki yang otentik dan kuat, agar tidak sekedar menjadi tudingan tanpa dasar. Paling tidak bila memang ada indikasi ke arah itu, harus ada tabayun (cross chek) agar tidak menimbulkan salah paham yang nantinya akan menimbulkan perpecahan. Syariah Online