Teman Saya Murtad, Apa Yang Harus Saya Lakukan

 

Pertanyaan:
Hamba Allah – Ciracas

 

Assalamualaikum wr..wb

P’Ustadz yang dimuliakan Allah, saya mempunyai seorang teman yang sudah lama menjadi sahabat baik saya, dia mempunyai suami beragama Nasrani, sedangkan dia Islam tapi tidak pernah menjalankan perintah Allah , kedua anaknya pun ikut Bapaknya yangNasrani, lama mereka berumah tangga +/- 15 tahun dengan beda agama, tetapi akhirnya pada suatu saat teman saya ini kalah dan masuk agama suaminya, dia cerita ke saya katanya saat dia sedang bimbang dengan agamanya dia bermimpi seperti didatangi Tuhannya dan didalam mimpinya tuhannya bilang kamu ikut saya saja, akhirnya….dia masuk nasrani bahkan yang bikin saya jengkel dia bilang dengan masuk agama barunya hatinya merasa tenang , apakah ceritanya itu benar atau mungkinkah didalam mimpinya itu bukannya tuhannya tapi setan yang sengaja biar dia murtad, dan bagaimana sikap saya terhadapnya sekarang? karena saya masih berteman baik dengannya, dan Insya Allah saya tidak akan terpengaruh karena Alhamdulillah iman Islam saya masih dan akan terus kuat, karena saya juga berasal dari keluarga yang ta’at agamanya.

Demikian, Ustadz, mohon untuk dijawab. Assalamualaikum,wr,wb

 

 

Jawaban:

Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

Kalau ada kasus orang Islam sampai murtad dan keluar dari agama Islam, tentu kita sebagai muslim perlu melakukan evaluasi. Sejauh manakah selama ini kita telah menjalankan kewajiban kita sebagai muslim dalam berdakwah dan menerangkan ajaran Islam ? Bagaimana sampai terjadi ada muslim yang tidak tahu ajaran agamanya sendiri ? ? Seberapa parah tasykik dan keraguan yang telah berhasil ditanamkan oleh musuh-musuh Islam ?

Pertanyaan-pertanyaan ini akan melecut kita bersikap dan bertindak. Dan yang paling penting harus kita akui bahwa kita memang agak lalai dalam masalah satu ini. Kita membiarkan saudara-saudara kita dijadikan mangsa oleh umat lain. Padahal mereka datang dengan sekian banyak tawaran, mulai dari materi, perhatian, pengobatan bahkan santunan pendidikan. Rupanya umat lain tahu persis bahwa kita sebagai muslim sangat tidak peka terhadap nasib sesama umat. Dan lebih parah lagi, mereka pun tahu betapa rapuhnya aqidah dan pemahaman umat Islam terhadap ajaran mereka sendiri.

Sehingga pada titik-titik inilah kita telah diserang secara telak dan mematikan. Kita hampir-hampiur tidak berdaya menghadapi gempuran dahsyat pemeluk agama lin yang habis melucuti iman dari dada.

Sebagai contoh perbandingan yang sederhana, coba Anda perhatikan acara di TV. Kita saksikan bagaimana para pemeluk agama lin sampai mampu membuat program TV, membeli jam siaran dan menayangkan siaran keagamaan dengan biaya mereka sendiri. Sebaliknya, umat Islam ini hanya mengharapkan belas kasihan para pemilik stasiun TV untuk mengisi slot / jam tayang sisa yang sama sekali tidak populer.

Kalau Anda perhatikan, acara ceramahnya ustaz-ustaz itu hanya diletakkan pada jam dimana orang-orang belum bangun tidur. Dan program ceramah di TV itu adalah program murah, meriah dan nirlaba. Sekedar mengisi waktu kosong dari pada tidak ada acara. Para ustaznya pun sudah merasa cukup puas asal sudah bisa tampil di layar kaca dan diberi amplop beberapa ratus ribu. Dan sudah merasa selesai menjalankan tugas berdakwah di media elektronik.

Padahal begitu usai acara ceramah, mulailah TV ini menayangkan sejuta kemaksiatan, sejuta syirik, sejuta kerancuan dan sejuta kejahilan. Para ustaz dan umat Islam tidak pernah mampu membuat konsep TV program yang menarik minat para penonton, pengusaha untuk beriklan, menjaga kualitas materi dan menghasilan keuntungan sekaligus. Sehingga wajarlah bila TV itu lebih dipenui oleh siara perusak aqidah dan moral umat.

Ini hanya sebuah contoh betapa kita sama sekali tidak pernah peduli terhadap tikaman musuh. Tidak pernah terpikir untuk membela kepentingan umat. Tidak pernah tersentuh untuk menjaga keutuhan aqidah umat. Setiap hari barangkali ada puluhan atau ratusan umat Islam yang siap dimurtadkan, entah di pedalaman Kalimantan sana, atau di depan mata kita sendiri.

Dan salah satunya adalah teman baik Anda yang berhasil di MURTAD kan dengan jalan kawin campur antar agama. Tidakkah dia dan sekian juta bangsa muslim ini tahu, bahwa wanita muslimah menikah dengan laki-laki muslim itu adalah haram ? Tidakkah mereka mengerti bahwa itu tidak lain dari zina ? Tidak adakah orang yang Islam yang mengatakan hal itu kepada mereka ? Atau tidak sampaikah dakwah Islam kepada mereka ? Sehingga selalu saja ada kasus seperti ini ? Dan mau sampai kapankah kejadian ini akan terus berlanjut ?

Semua pertanyaan itu tentu mengusik ketenangan batin kita sebagai muslim. Bagaimana nanti kita harus bertanggung jawab di hadapan Allah SWT atas murtadnya saudara kita sendiri ? Hanya nurani kita yang bisa menjawabnya.

Untuk kasus teman Anda, Anda sebagai teman dekatnya punya tanggung-jawab untuk mengembalikannnya kepada Islam. Anda perlu bertanya kepada para ustaz dan memperdalam aqidah sebagai senjata menghadapi teman Anda. Anda wajib membuka matanya dari gelap jahiliyah. Anda wajib menjelaskan bahwa agama yang dianutnya itu memiliki banyak kelemahan, kepalsuan, ketidakcocokan dan penuh dengan kesesatan. Anda perlu menampilkan bukti-bukti itu secara empiris, jelas, penuh dengan data dan fakta yang faktual serta dengan argumen yang mantap tak tergoyahkan.

Dan tentunya, Anda wajib meyakinkan bahwa ketenangan yang dirasakannya adalah ketenangan semu yang menghanyutkan. Semua ketenangan palsu yang menipu. Dna terakhir, Anda bisa memberikannya cerita bagaimana suksesnya orang-orang non muslim yang telah berhasil mendapat cahaya iman dan masuk Islam. Terus terang, jumlah mereka yang masuk Islam di manca negara dan di negara maju jauh lebih banyak dari jumlah yang murtad. Dna jelaskan perbedaan hakiki dari murtadnya orang Islam yang umumnya karena kebodohan dan keterbelakangan dengan masuk Islamnya orang barat yang karena kecerdasan dan kemajuan berpikir.

Untuk itu Anda perlu punya bekal, baik penguasaan bahan, materi dan kemampuan berdiplomasi. Dan terakhir yang tidak kalah penting, Anda tetap butuh doa dan tawakkal kepada Allah SWT agar misi Anda itu berjalan dengan sukses. Selamat berjuang semoga Allah SWT memberi jalan yang terang.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. Syariah Online

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidakan akan pernah kami publish Kolom yang wajib diisi ditandai *