Tausiyah Abu Bakar

Ibnu Sa’ad dan Al-Muhamili serta yang lain meriwayatkan dari Urwah, ia berkata: ketika sahabat Abu Bakar dilantik menjadi khalifah baliau berpidato di hadapan manusia. Setelah memuji Allah, beliau berkata,

 

“Adapun sesudah itu, Wahai sekalian manusia, aku telah dipilih sekalian manusia, aku telah dipilih untuk mengatur urusan kalian padahal aku bukanlah orang terbaik di antara kalian, tapi Al-Qur’an tlah turun dan Nabi SAW telah mencontohkan unnah-sunnah, lalu pada akhirnya kita tahu bahwa orang yang cerdas itu adalah orang taqwadan sebodoh-bodoh tindakan adalah kefajiran. Sesungguhnya orang yang terkuat di antara kalian menurutku adalah lemah hingga aku mengembalikan haknya kepadanya. Dan sesungguhnya orang yang terlemah di antara kalian menurutku adalah orang kuat hingga aku mengambil hak darinya. Wahai manusia kau ini hanya mengikuti (sunnah) dan bukanlah pembuat bid’ah. Bila aku bersalah maka luruskanlah aku. Inilah perkataanku. Aku memohon ampun dari Allah untukku an untuk anda semuanya.”(Kitab Al-kanz, Jilid 3, hal.130).

Abu Syaikh meriwayatkan dari Yazid bin Harun berkata: Khalifah Abu Bakar Shiddiq menyampaikan pidatonya dan berkata:

 

“Akan didatangkan pada hari kiamat seorang hamba yang telah diberikan nikmat yang banyak oleh Allah dan dilapangkan rezekinya. Badannya sungguh sehat, tapi ia kufur terhadap nikmat Rabbnya. Ia ditegakkan dihadapan Allah lalu ditanya: “Apa yang telah kamu siapkan untuk harimu kini dan apa yang telah kamu lakukan untuk dirimu sendiri?”. Ia telah mendapatkan dirinya untuk melakukan kebajikan lalu menangis hingga air matanya mengalir. Kemudian ia menyesali dan menatapi dirinya karena tidak taat pada Allah hingga menangis dengan mengeluarkan darah. Kemudian menyesali dan meratapi nasibnya hingga ia memakan kedua tangannya sampai pergelangan. Kemudian ia menyesali dan meratapi nasibnya karena tidak taat kepada Alla dan meraung-raung sampai kedua biji matanya jatuh diatas pipinya, jarak antara keduanya satu kali satu farsakh. Kemudian ia menyesali dan meratapi nasibnya sehingga berkata Wahai Rabbku, kirimlah aku scgera ke neraka kasihanilah aku di tempat ini.” ltulah, dia firman Allah. “Barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya neraka Jahanamlah baginya, ía kekal di da1amnya. Itu adalah kehinaan yang besar.” Dikutip dari Buku Tausiyah Sahabat, Pustaka Imani Jakarta. Yayasan Al Haramain

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidakan akan pernah kami publish Kolom yang wajib diisi ditandai *