Ta’ashub Itu Buruk

 

Oleh : Amir Faishol Fath

Istilah ta’ashshub cendrung diartikan dengan fanatik buta terhadap golongan, benar atau salah. Berbagai konflik antarumat Islam, sering terjadi hanya untuk membela golongan, ini namanya penyakit ta’ashshub. Di zaman jahiliyah (sebelum Islam datang), penyakit ini telah mencabik-cabik keutuhan masyarakat pada waktu itu.

Pertarungan berdarah antarkabilah adalah merupakan pemandangan sehari-hari.Prinsip yang mereka gelar adalah: unshur akhaaka dhaliman au madzluman (belalah saudaramu sekabilah atau segolongan baik ia berbuat dzalim atau didzalimi).

Begitu parahnya penyakit ta’ashshub ini sehingga mereka berpecah belah. Tapi begitu Islam datang, penyakit ini segera dikubur habis, diganti dengan parsaudaraan ukhuwah Islamiyah. Dari persaudaraan inilah kemudian mucul sebuah kekuatan umat Islam yang bisa menaklukkan kekuatan-kekuatan raksasa dzalim kerajaan Romawi dan Persia.

Alquran telah merekam nikmat persaudaraan yang demikian agung tersebut: ”Dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu lalu menjadikan kamu dengan nikmat Allah orang-orang yang bersaudara, dan kamu (waktu itu) telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikinalah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk”. (QS:3:103).

Dalam ayat ini digambarkan bahwa kalau tidak karena nikmat Islam, mereka akan terus berperang tanpa titik akhir demi kabilah dan tindakan itu tentu di mata Allah adalah prilaku ahli neraka. Dari sini terlihat jelas bahwa ta’ashshub tidak hanya melahirkan perpecahan yang merugikan di dunia melainkan juga kelak akan menyebabkan masuknya seseorang ke dalam siksa api neraka.

Imam Muhammad bin Ishaq, meriwayatkan bahwa suatu hari seorang Yahudi melewati sekelompok kaum Khazraj dan Aus yang sedang bertemu untuk berdamai. Tapi kemudian orang Yahudi ini berusaha memancing konflik antara mereka, dengan mengingatkan masa lalu yang penuh dengan permusuhan dan peperangan antarmereka. Mereka lalu terpancing.

Kemarahan antara kedua belah pihak hampir menyulut peperangan. Untungnya Rasulullah SAW segera mendengar kejadian tersebut, lalu berkata kepada mereka: ”Masihkah kalian menggelar kebiasaan zaman jalahilyah, semantara saya ada di tengah kalian” dan membacakan ayat tersebut. (Tafsir Ibn Katsir: jilid 1, hlm 582).

Rasulullah SAW sangat membenci atta’ashshub. Ketika ditanya apa itu atta’ashshub, Rasulullah menjawab: ”Kamu membantu kelompokmu sekalipun ia berbuat dzalim, itu adalah atta’ashshub. Dalam kesempatan lain Rasulullah SAW bersabda: ”Bukan dari golonganku siapa yang mengajak kepada atta’ashshub, berperang atas dasar atta’ashshub atau mati kerena atta’ashshub.(HR. Muslim). Republika Online

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidakan akan pernah kami publish Kolom yang wajib diisi ditandai *