Surga Sama Dengan Dunia ?

 

Pertanyaan:

Yoyok – Pasuruan

Dikatakan di surga terdapat air sungai mengalir, buah-buahan, bidadari yang cantik kan ini konotasinya dengan nafsu makan dan seks . Kalau saya bandingkan dengan dunia ini hal tsb hampir sama mungkin di surga lebih nikmat dan di dunia tidak. Nah sekarang kalau ada orang beribadah dan dengan ibadahnya tsb mengharapkan dapat surga apakah hal tsb tidak sama dengan beribadah tapi berharap dapat kekayaan, kenikmatanm dan istri yang cantik ? hanya saja waktunya dan tingkat kenikmatan yang berbeda berbeda. Disurga lebih nikmat dan waktunya lebih lama….

 

Jawaban:

Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

Pertanyaan Anda cerdas sekali dan memang sering menjadi topik hangat terutama di kalangan ahli tasawwuf. Mereka yang ingin mendalami hakikat dan makrifat kepada Allah SWT, umumnya ingin mencintai Allah SWT dan beribadah kepada-Nya, bukan karena embel-embel nafsu keduniaan seperti mendapat bidadari cantik (simbol sex?), harta yang berlimpah (simbol kapitaslisme?) atau pun kenikmatan-kenikmatan yang lain. Yang ada hanyalah aku dan tuhanku. Bahkan aku dan tuhanku menyatu dalam sebuah emanasi dan seterusnya.

Selanjutnya, semua pengabdian itu bukanlah demi surga semata yang hanya melambangkan perbudakan kepada materi dan kenikmatan hewani. Tetapi hanya untuk tuhan saja.

Itulah gaya bicara para ahli tasawwuf ketika membahas tentang tujuan dan motivasi ibadah. Dan sayup-sayup terkesan di telinga bahwa pada nada dasar itulah Anda melantunkan pertanyaan ini. Namun semoga tidak dan bukan itu maksud Anda.

Adalah merupakan gaya ungkapan Allah SWT dalam Al-Quran Al-Kariem untuk mengiming-imingi hamba-Nya dengan kenikmatan surga. Karena itu informasi tentang kenikmatan surga hadir sepanjang hurup-hurup Al-Quran Al-Kariem dari awal hingga akhir.

Dan nampaknya Allah SWT tidak membeda-bedakan antara hamba-Nya, manakah yang awam dan mana yang sudah sampai tingkat ‘makrifat’ tertentu. Semuanya termasuk para nabi dan Rasul pun diiming-imingi dengan surga.

Bahkan Rasulullah SAW sendiri pun selalu menyebut surga dalam setiap langkah dan arahannya kepada para shahabat. Bukan berarti para shahabat adalah orang awam yang masih terjangkit pengakit duniawi. Bukan !!. Namun memang demikianlah adanya. Allah SWT dan Rasulullah SAW telah memotovasi manusia ini untuk beribadah untuk mendapatkan ridha-Nya dan mendapatkan surganya. Ada puluhan bahkan mungkin ratusan ayat dan hadits yang mengulang-ulang hal itu.

Lalu bagaimana dengan Anda? Apakah Anda akan mengatakan bahwa ayat dan hadits itu tidak punya dimensi pemikiran yang baik, sebab masih saja menawari kenikmatan pisik seperti itu ?

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. Syariah Online

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidakan akan pernah kami publish Kolom yang wajib diisi ditandai *