Sisi Buruk Manusia

 

Pertanyaan:

Fatma – Indonesia

 

Assalammualaikum wr.wb.. Pak ustad, benarkah pada saat bulan Ramadhan setan dan jin dibelenggu??.. tapi kenapa terkadang kok ada perasaan jahat muncul.. misalnya contoh extremnya masih ada pencurian dan kriminalitas lainnya.. apakah itu adalah nafsu yang datangnya dari diri manusia itu sendiri…. terus caranya untuk menghilangkan sisi buruk itu bagaimana?… sholatkah? jadi apakah benar ada 2 sisi dari diri manusia itu, tanpa godaan syaitan, kita pun ada “potensi” untuk berbuat jahat… terima kasih sebelumnya…

 

 

Jawaban:

Assalamu `alaikum Wr. Wb. Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

Secara umum, setiap jiwa kita ini memang punya potensi untuk melakukan perbuatan baik atau pun perbuatan buruk. Allah SWT telah menjelaskan hal itu dalam Al-Quran Al-Karim dalam firman-Nya sebagai berikut :

Demi jiwa serta penyempurnaannya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu kefasikan dan ketakwaannya. (QS. As-Syams : 7-8)

Tergantung kepada tingkat keimanan dan keshalihat orang tersebut, apakah dia akan menuruti kata hatinya untuk berbuat kefasikan atau berbuat kebajikan. Dan ada banyak faktor yang bisa ikut mempengaruhi masalah ini selain faktor internal. Antara lain adalah pengaruh syetan yang dalam kondisi pisiknya bisa berujud makhluq halus (jin) atau pun manusia.

Allah SWT juga menyatakan bahwa syetan itu bukan hanya berbentuk jin tapi ada juga berbentuk manusia. Ingatlah firman Allah SWT dalam surat yang terakhir di dalam Al-Quran Al-Karim :

Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.(QS. )

Kalau berbentuk manusia, maka syetan itu wujudnya adalah teman sepermainan, sepergaulan dan semua bentuk propaganda terselubung yang mengajak kepada maksiat, kesesatan dan kenistaan. Contoh mudah, kalau Anda melihat wanita berpakaian minim tampil di muka laki-laki normal hingga membangkitkan syahwatnya, maka ketahuilah bahwa wanita itu adalah syetan. Kalau Anda ikut mengobrol dan merumpikan kejelekan, cacat, aib dan kekuarangan orang lain, maka obrolan itu adalah obrolan syetan. Kalau Anda memamerkan kekayaan dan kemewahan hidup kepada orang lain yang tidak mampu sehingga membuat mereka terluka hatinya, maka tindakan Anda itu pada dasarnya adalah perilaku syetan. Dan seterusnya.

Syetan Dibelenggu Di Bulan Ramadhan

Sedangkan masalah hadits tentang syetan diikat pada bulan ramadhan, sudah kami bahas sebelumnya dan inilah kutipannya.

Hadis-hadis yang menyatakan bahwa syetan-syetan akan dibelenggu pada bulan Ramadhan adalah hadis shohih yang diriwayatkan oleh sejumlah ulama hadis, antara lain: Imam Bukhori, Imam Muslim, Imam Ahmad, Ibnu Huzaimah dan lain-lain.

Dari Abu Hurairoh Ra. Sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda: “Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu surga akan dibukakan dan pintu-pitu neraka akan ditutup serta syetan-syetan akan dibelenggu” (HR. Bukhori No. 1898 dan Muslim 1079)

Ada beberapa penjelasan dari para ulama mengenai maksud dari perkataan Rasulullah SAW bahwasanya syetan-syetan “dibelenggu” pada bulan suci Ramadhan:

Pertama: Al-Hulaimi berpendapat bahwa yang dimaksud dengan syetan-syetan di sini adalah syetan-syetan yang suka mencuri berita dari langit saja yang terjadi di waktu malam bulan Ramadhan karena pada jaman turunnya Al-Qur’an mereka pun terhalangi untuk melakukan hal tersebut dan dengan adanya “belenggu” tersebut, maka akan menambah penjagaan (sehingga syetan-syetan tersebut tidak mampu melakukannya lagi).

Kedua: Syetan tidak bisa leluasa untuk mengganggu dan mencelakakan manusia tidak seperti biasanya, karena manusia sibuk dengan shaum, membaca Al-Qur’an dan berdzikir.

Ketiga: Yang dibelenggu hanya sebagiannya saja, yaitu syetan-syetan yang membangkang sebagaimana dijelaskan oleh hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Huzaimah, Nasa’i, Tirmidzi, Ibnu Majah dan Al-Hakim.

Dari Abu Hurairoh Ra. Rasulullah SAW bersabda: “Pada malam pertama bulan Ramadhan syetan-syetan dibelenggu. Yaitu syetan-syetan yang membangkang”

Keempat: Yang dimaksud dengan “dibelenggu” merupakan suatu ungkapan akan ketidakmampuan syetan untuk menggoda dan menyesatkan manusia.

Jika ada pertanyaan, mengapa masih banyak terjadi kemaksiatan pada bulan Ramadhan? Bukankan syetan-syetan yang biasa menggoda manusia telah dibelenggu?

Berdasarkan pengertian diatas, para ulama menjawab pertanyaan tersebut dengan empat hal :

Pertama: Dibelenggunya syetan hanya berlaku bagi mereka yang melakukan ibadah shaum dengan penuh keikhlasan.

Kedua: Yang dibelenggu hanya sebagian syetan saja, yaitu syetan yang membangkang sebagaimana dijelaskan di atas.

Ketiga: Yang dimaksud adalah berkurangnya tindak kejahatan atau perilaku maksiat. Dan hal tersebut dapat kita rasakan meskipun masih terjadi tindak kejahatan atau kemaksiatan tapi biasanya tidak sebanyak di bulan-bulan lainnya.

Keempat: Tidak mesti dengan dibelenggunya syetan maka kemaksiatan akan hilang atau terhenti, karena masih ada sebab-sebab lainnya selain syetan. Bisa jadi kemaksiatan tersebut timbul karena sifat jelek manusianya, adat istiadat yang rusak, lingkungan masyarakat yang sudah bobrok, serta kemaksiatan tersebut bisa juga disebabkan oleh syetan-syetan dari golongan manusia.(Fathul Bari IV/ 114-115, ‘Umdatul Qari X/386 dan Ikmalul Mu’lim IV/6)

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab, Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. Syariah Online

 

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidakan akan pernah kami publish Kolom yang wajib diisi ditandai *