Reduksi Akidah

 

Oleh : Slamet Riyadi

”Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka dapat mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barang siapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat. Mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS Al-Baqarah: 217).

Kaum Muslim dituntut memegang prinsip hidup sebagai Muslim sampai akhir hayat (QS Ali Imran: 102). Islam menjelaskan bahwa meninggalkan Islam (murtad) merupakan suatu kecelakaan yang paling fatal dalam kehidupan seseorang. Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw juga sangat tegas dalam mengimplementasikan ayat tersebut di atas.

Beliau bersabda, ”Siapa saja yang mengganti agama Islamnya, maka bunuhlah dia.” Islam menghendaki seluruh kaum muslimin, baik secara personal maupun komunal, untuk hidup berislam secara menyeluruh (kaffah). Allah berfirman, ”Hai orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara menyeluruh, dan janganlah kamu turut langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al- Baqarah: 208).

Penolakan terhadap Islam, atau ayat-ayat Allah sedikit saja, akan menodai keimanan seorang Muslim. Alquran memvonis mereka yang beriman kepada sebagian kitab dan kufur pada sebagian yang lain itu sebagai kekufuran yang hakiki (Lihat QS An-Nisa: 150–151). Oleh karena itu, menjaga keutuhan keselamatan akidah bagi kaum muslimin, baik secara personal maupun komunal, adalah kewajiban asasi.

Alquran mengajarkan agar kita senantiasa waspada terhadap adanya usaha yang dilakukan orang-orang yang menginginkan kita murtad atau paling tidak tereduksi akidah kita. Mereka melakukan berbagai cara agar akidah umat Islam goyang, seperti dengan pemberian sembako, pelayanan medis gratis, pemberian bantuan keuangan untuk anak asuh.

Serangan juga diarahkan untuk memjokkan ajaran-ajaran Islam melalui media dan agen-agen mereka. Misalnya, tentang hukum waris, posisi pria sebagai kepala rumah tangga, gender, poligami, dan lainnya.

Mereka secara terus menerus berusaha mereduksi akidah umat dengan memalingkan generasi umat Islam dari Alquran. Berbagai ”kesibukan” baru, seperti musik, olah raga, permainan, alkohol, pergaulan bebas, dan narkoba dimunculkan sehingga generasi penerus ini terlena dari ajarannya.

Mereka menggambarkan Islam sebagai ibadah ritual dan petuah-petuah kiai yang membosankan. Akibatnya, generasi umat ini pun bisa pesimis dan apatis terhadap akidah Islam. Inilah yang harus kita waspadai dan harus menjadi keprihatinan bersama. Saatnya kita bersatu untuk membentengi akidah umat ini dari segala macam reduksi dan pemurtadan. Semoga Allah bersama kita!Republika Online

 

 

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidakan akan pernah kami publish Kolom yang wajib diisi ditandai *