Perubahan

 

Oleh : Mulyana

Islam dalam sejarah perkembangannya merupakan agama yang selalu menekankan pentingnya perubahan. Perubahan tersebut tidak hanya pada perilaku dan sifat manusia, melainkan pula perubahan cara pandang dan sistem. Perubahan inilah yang Rasulullah dan nabi-nabi sebelumnya tanamkan kepada umatnya.

Salah satu ayat yang memerintahkan manusia untuk melakukan perubahan tersebut adalah, ”Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya, dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS 13: 11).

Pada saat ini, kondisi umat Islam menjadi umat yang lemah posisinya dalam konstelasi percaturan dunia. Bahkan, sebagian wilayah umat Islam masih terjajah dan dikuasai asing, seperti Palestina, Irak, dan Afghanistan. Demikian pula dengan bangsa ini. Kita masih terkungkung oleh belenggu krisis multidimensi dan penyakit kronis korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Karenanya, perubahan menjadi keharusan dan jawaban atas kelemahan tersebut.

Perubahan yang paling pokok adalah kita harus menjadikan Alquran dan sunah Rasul sebagai pedoman dan acuan dalam pelbagai aktivitas, baik dalam lingkup kehidupan keluarga maupun masyarakat dan bernegara. Maksudnya, harus ada kesungguhan untuk mempelajari dan melaksanakan apa yang terkandung dalam Alquran dan apa yang diajarkan melalui sunah Rasul-Nya.

Allah memerintahkan dalam firman-Nya, ”Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS 2: 208). Rasulullah pun menjelaskan bahwa jika kita berpegang teguh pada Alquran dan sunah Rasul, maka pasti kita tidak akan tersesat.

Alquran sebagai mukjizat terbesar Rasulullah memiliki sifat ruhiyyatul aqliyah (maknawi, spiritual). Artinya, kemukjizatan Alquran tidak akan terasa jika kita hanya melihatnya, apalagi jika sekadar menjadikannya hiasan. Kemukjizatan Alquran akan terasa jika kita membaca dan memperhatikan serta meresapi makna yang dikandungnya dan kemudian melaksanakannya.

Allah menegaskan bahwa Alquran sangat mudah untuk dipelajari. Allah berfirman, ”Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?” (QS 54: 17). Ayat tersebut menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mulai mempelajarinya dan mencoba meresapi makna dan melaksanakannya.

Perubahan kedua adalah meningkatkan kebersamaan dan persaudaraan. Pengalaman empiris perjuangan Rasulullah dan sahabat menunjukkan dengan kebersamaan dan persaudaraanlah kesuksesan Islam diraihnya. Karena itu, untuk bangkit dari keterpurukan, maka semua umat Islam harus bersatu dan meningkatkan persaudaraan, yakni meningkatkan tali silaturahmi.

Semoga Allah selalu memberikan semangat kepada kita untuk selalu berubah menuju yang lebih baik. Dan, semoga Allah memberikan petunjuk dan hidayahnya untuk mempermudah jalan menuju perubahan guna kebangkitan umat ini. Wallahu a’lam bishawab. Republika Online

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidakan akan pernah kami publish Kolom yang wajib diisi ditandai *