Perintah Tuhan Kepada Nabi Musa 10 Atau 9

 

 

Pertanyaan :

Hazm – Palembang

 

Assalaamua’laikum

semoga ustaz sekalian selalu dlm lindunganAllah SWT. Pertama-tama saya ingin mengajukan protes karena ada beberapa pertanyaan saya yang tidak dijawab padahal sudah lama dikirimkan melalui konsultasi lewat internet ini. Selanjutnya saya ingin mengajukan pertanyaan kembali dan mudah-mudahan akan dijawab. Saya pernah nonton film yang berjudul The tens commandement (sepuluh perintah Tuhan utk NabiAllah Musa AS). Namun saya membaca ALQuran dan terjemahannya didalam surah Bani Israil pada ayat 101 yang menyebutkan “Dan sesungguhnya kami telah memberikan kepada Musa sembilan mukjizat yang nyata.” Mudah-mudahan saya tidak salah pengertian. Atas jawaban Bapak ustad saya ucapkan terimakasih

Wassalaamualaikum

 

 

Jawaban:

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

Ayat yang Anda baca dalam surat Al-Isra’ atau surat Bani Israil itu menyebutkan bahwa Nabi Musa diberikan sembilan ayat. Lalu apakah makna ayat disini, apakah maksudnya mu’jizat ataukah ayat sungguhan yaitu yang isinya aturan larangan. Para mufassir memang berbeda pendapat dalam hal ini.

Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘9 ayat’ artinya 9 tanda. Maksudnya adalah tanda kenabian Musa yang bentuknya adalah mu’jizat. Mu’jizat bukanlah perintah, tetapi perbuatan atau kejadian luar biasa yang Allah SWT lakukan pada seorang nabi untuk menguatkan kedudukannya sebagai seorang nabi.

Sedangkan sebagian yang lain memang menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan ‘9 ayat’ adalah 9 ayat di dalam Taurat yang intinya adalah 9 buah larangan yang tidak boleh dilanggar.

Perbedaan ini lantaran memang makna ayat dalam bahasa arab bisa berarti tanda, yaitu tanda kenabian sehingga maksudnya adalah mu’jizat. Namun bisa juga bermakna ayat yang ada pada kitab suci, sehingga maknanya adalah aturan atau larangan.

Untuk jelasnya, kami kutipkan terjemahan ayat berikut ini :

Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah ayat yang nyata, maka tanyakanlah kepada Bani Israil, tatkala Musa datang kepada mereka lalu Fir’aun berkata kepadanya: “Sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir”. (QS. Al-Isra : 111)

Bagi para mufassir yang berpegang pada pendapat bahwa makna ‘9 ayat’ adalah 9 mu’jizat, maka rinciannya adalah pada firman Allah SWT yang telah menjelaskan 5 buah mu’jizat dari 9 mu’jizat.

Maka Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum yang berdosa. (QS. Al-A’raf : 132)

Para ahli tafsir menuliskan bahwa yang dimaksud dengan kesembilan mu’jizat itu adalah :

Tongkat yang bisa jadi ular
Tangan yang bisa bersinar
Lidah
Terbelahnya laut
Angin Topan
Belalang
Kutu
Katak
Darah

Sebagian lagi menfasirkan yang agak sedikit berbeda, terutama pada sisanya yang 4 buah mu’jizat yang tidak disebutkan dalam surat Al-A’raf itu. Misalnya Al-Hasan dan As-Sya’bi mengatakan bahwa yang empat lagi adalah topan, tangan, tongkat dan paceklik. Sedangkan Muhammad bin Ka’ab mengatakan bahwa yang 4 buah mu’jizat lagi adalah laut, tongkat dan membalik harta.

Sedangkan kalangan mufassirin yang berpegang pada pendapat bahwa makna ‘9 ayat’ adalah sembilan ayat dalam Taurat, mereka berpegang pada hadits riwayat Tirmizi dan An-Nasa’i di dalam asbabun nuzul. Disebutkan bahwa ada dua orang yahudi yang datang kepada Rasulullah SAW dan menanyakan tentang makna 9 mu’jizat. Lalu Rasulullah SAW bersabda :

Jangan menyekutukan Allah (syirik)
Jangan berzina
Jangan membunuh jiwa yang telah diharamkan Allah kecuali dengan haq
Jangan mencuri
Jangan menyihir
Jangan menyerahkan orang yang tidak bersalah kepada raja untuk dibunuh
Jangan makan riba
Jangan menuduh zina wanita yang baik
Jangan kabur dari medan perang
Mencari rizki hari sabtu
Namun perintah yang kesepuluh ini barangkali tidak disebutkan dalam daftar 9 ayat. Dan isinya adalah jangan beribadah di hari sabtu.

Demikian keterangan yang ada dalam kitab Tafsir karya Al-Qurthubi yang berjudul Al-Jami’ Li Ahkamil Quran.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. Syariah Online

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidakan akan pernah kami publish Kolom yang wajib diisi ditandai *