Penyayang Rakyat

 

Oleh : Muhammad Al Khaththath

”Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan keimanan dan keselamatan bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS At-Taubah: 128).

Rasulullah saw adalah contoh manusia sempurna yang layak menjadi teladan seluruh umat manusia.

Salah satu tuntunan yang beliau contohkan adalah karakter kepemimpinan beliau yang kuat sekali. Dalam perjuangan selama 23 tahun memimpin gerakan dakwah di Makkah dan sebagai kepala negara di kota Madinah, beliau didampingi puluhan ribu sahabat setia. Beliau juga mendapatkan kesetian jutaan umat Islam di seluruh jazirah Arab.

Beliau tidak sekadar duduk di belakang meja menunggu laporan, tetapi terjun ke lapangan sehingga merasakan keprihatinan dan penderitaan umatnya. Karena sangat perhatiannya kepada umat, Sampai pada waktu sakaratul maut, beliau menyebut-nyebut, ”Umatku-umatku!”

Apa yang dilakukan Nabi itu merupakan implementasi firman Allah, ”Bersabarlah kamu bersama-sama orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridaan-Nya dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka karena mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini.” (QS Al-Kahfi: 28).

Beliau mendapat beban yang sangat berat di dalam memimpin kaum Muslimin; memimpin gerakan; mengajar dan membangun kepribadian serta peradaban; dan membangun negara, pranata sosial, hukum ketatanegaraan, dan sistem pertahanan. Bahkan tidak jarang beliau memimpin sendiri patroli pasukan khusus maupun perang besar.

Namun, beliau tetap mendapatkan tugas-tugas pribadi yang berat. Beliau memimpin istri-istri yang kebanyakan adalah janda, melaksanakan kewajiban salat tahajud, dan melaksanakan puasa wishal ‘terus menerus’. Dalam hal perkara sunah, beliau menjadikan hal itu bukan kewajiban, misalnta siwak, karena tidak ingin memberatkan umatnya.

Dalam hadis Bukhari Muslim diriwayatkan hadis dari Malik bin Al-Huwairits yang berkata, ”Kami tinggal bersama beliau 20 malam. Rasulullah adalah orang yang sangat penyayang, halus, lembut, dan menyenangkan. Makanya beliau mengira kami menyulitkan keluarga kami. Lalu beliau menanyai kami tentang keluarga yang kami tinggalkan.

Maka kami mengabarkannya kepada beliau. Lalu beliau bersabda, ‘Kembalilah kalian kepada keluarga kalian’.” Tentu saja kalau para pemimpin hari ini sangat sayang dan perhatian kepada rakyatnya, mereka tidak akan menderita dan krisis ini tidak akan berlarut-larut. Wallahu a’lam!

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidakan akan pernah kami publish Kolom yang wajib diisi ditandai *