Pemimpin Idaman
Oleh : Mulyana
”Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul, serta ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (QS. 4: 59).
Rasulullah telah mengingatkan betapa kita harus hati-hati dalam memilih seorang pemimpin. Bahkan, Rasulullah dengan tegas melarang memberikan amanah (kekuasaan) kepada orang yang meminta kekuasaan. Allah pun telah memberikan tuntunan kepada kita agar jangan menjadikan orang yang berlainan akidah sebagai pemimpin.
Perhatikan firman-Nya, ”Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin; sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS 5:51).
Memilih pemimpin tidak sama dengan membeli kucing dalam karung. Kita harus mengetahui semua aspek tentang calon pemimpin kita. Dan kita pun harus mempunyai kriteria bagaimana pemimpin yang baik dan tepat. Lalu, pertanyaan kita bagaimana pemimpin yang baik dan tepat itu?
Sejarah telah memberikan contoh mengenai kriteria seorang pemimpin yang baik dan tepat. Pertama, ia merupakan seorang yang beriman dan bertakwa (lihat QS 5:51). Ia merupakan seorang yang istiqamah (konsisten) dan saleh. Kedua, ia orang yang berakhlak (perilaku) baik dan terpuji. Ia tidak pernah terlibat tindakan kriminal, KKN, atau tindakan yang merugikan masyarakat dan bangsa. Ia seorang yang jujur, amanah, dan sederhana.
Ketiga, ia merupakan seorang yang memiliki kemampuan dan kapabilitas dalam memimpin. Keempat, ia memiliki keberpihakan yang jelas kepada kaum lemah (rakyat kecil). Ia juga memiliki rasa kasih sayang kepada mereka. Dan kelima, ia merupakan seorang yang adil.
Dalam konteks kekinian ketika wacana calon presiden sedang digembar-gemborkan, kita harus jeli memilah dan memilih siapa calon yang paling baik untuk memimpin bangsa ini. Kita harus pandai membedakan mana pemimpin yang benar-benar ikhlas membantu bangsa ini keluar dari krisis dan pemimpin yang hanya sekadar mengejar kekuasaan dan harta.
Umat Islam, sebagai mayoritas bangsa ini, memiliki posisi penting dalam menentukan siapa pemimpin bangsa ini dan menentukan arah perjalanan mengubah sejarah bangsa ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu, kita harus segera tersadar, bangun dari buaian mimpi yang membelenggu. Mari kita tingkatkan ukhuwah Islamiyah di antara kita. Jangan sampai kita terperosok ke lubang yang sama untuk kedua kalinya. Naudzubillahi min dzalik. Republika Online