Kemasukan Jin Karena Mengafal Quran Di WC
Pertanyaan :
Abdullah –
Saya dapat cerita dari salah seorang ikhwah yang ikut acara ruqyah akbar di sby dengan mu’aliz ust. mudzhofar, ada salah satu kasus dimana salah seorang Hafizhoh kemasukan jin, menurut “pengakuan” jin-nya, dia masuk ketika sang akhwat muroja’ah hafalan Qur’annya di dalam WC, walaupun ketika itu tdk keluar satu patah kata pun. Pertanyaan saya:
1. Bagaimana hukumnya jika, kita secara tdk sengaja teringat hafalan² Qur’an, Do’a/Dzikir² Ma’tsurat di dalam WC atau Kamar Mandi? Bagaimana sikap kita jika itu terjadi?
2. Istri saya sering tdk sengaja krn reflek menyebut asma Allah ketika memandikan anak di kamar mandi, krn aktivnya anak ketika dimandikan dengan bermain gayung dll.-nya? Bagaimana sebaiknya?
3. Bagaimana hukumnya jika melakukan Jima’ atau bermesraan dengan pasangan di kamar mandi/WC?
Mohon dijawab secara komprehensif. Jazakumullahu kahir
Jawaban:
Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d
1. WC atau tempat buang hajat adalah tempat yang kotor dan najis, sehingga para ulama sejak dahulu memang mengharamkan bila seseorang masuk ke dalamnya dengan membawa mushaf. Bahkan termasuk bila sekedar menghadap kiblat pun dilarang.
Jadi kita bisa simpulkan bahwa memang bukan pada tempatnya bila melakukan murajaah hafalan Al-Quran Al-Karim di dalam tempat kotor seperti itu. Doa, zikir dan bacaan Al-Quran Al-Karim itu sebaiknya dibaca atau diingat-ingat di tempat yang baik dan suci, paling tidak bukan di dalam WC.
Karena secara nilai sudah mengandung penghinaan, meski tidak sampai keluar lafaznya. Lagi pula, ngapain sih pake menghafal di dalam WC, apa tidak ada tempat lain yang lebih baik ?
2. Ucapan reflek itu sebenarnya adalah latah yang sering terbawa-bawa saat seseorang terkaget atas sesautu. Tentu saja kebiasaan itu harus dihilangkan terutama bila menyangkut penyebutan asma Allah SWT di dalam WC. Dan ini perlu dilatih, karena sekedar kaget ketika memandikan bayi tidak harus menyebut ‘subhanallah’ atau ‘astaghfirullah’ atau lafaz-lafaz suci lainnya.
Haruslah dibiasakan untuk menjaga lisan dari penyebutan itu di dalam WC, karena memang disitulah ujiannya.
3. Rasulullah SAW pernah diriwayatkan mandi bersama dengan istrinya. Sehingga tidak ada salahnya bila kita pun melakukannya. Memang ada yang mengatakan bahwa tempat mandi di masa Rasulullah SAW itu berbeda dengan WC (tempat buang hajat).
Al-Khala’ atau WC yang ada pada masa Rasulullah SAW itu tempatnya di luar (alam terbuka) yang menjauh dari keramaian orang-orang. Dan biasanya, para wanita buang hajat di malam hari agar tidak terlihat orang.
Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. SyariahOnline