JIL Memudahkan Syariat ?

 

Pertanyaan:

Miftahul Alim – PIQ 1 Singosari Malang

Aku ingin tau pak ustadz, islam kaya’apa yang amalnya di terima di sisi Allah? trus,apakah syiah itu termasuk islam yang haqiqi? aku pernah baca suatu buku, yang isinya JIL (jaringan Islam Liberal) itu sukanya mempermudah syariat, apa itu benar? ada juga ,yang menafsirkan JIL itu jaringan iblis laknatullah tolong jawabannya kami tunggu. wassalam.

 

Jawaban:

Assalamu `alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh
Alhamdulillahi rabbil `alamin, washshalatu wassalamu `ala sayyidil mursalin, wa ba`du,

1. Islam yang hakiki itu pada dasarnya sederhana saja. Yaitu sebagaimana yang termaktub dalam syahadatain kita. Yaitu mengakui hanya Allah SWT saja yang jadi tuhan dan menafikan semua bentuk tuhan lainya. Yang kedua menjadikan sosok Muhammad SAW itu bukan sekedar tokoh biasa, melainkan menjadikannya sebaga sumber panutan dalam ibadah, muamalah, akhlaq dan suri tauladan dalam hidup.

Dan untuk detail dari semua, ada syariat Islam yang secara detail menjelaskannya. Karena itu mempelajari syariat Islam dengan baik adalah merupakan kewajiban hakiki bagi setiap manusia yang ingin menjadi orang Islam yang hakiki.

2. Aliran syiah itu beragam sekali. Mulai dari yang paling selamat dari kesesatan dan fanatisme buta hingga mereka yang bisa dikatakan sudah bukan lagi beragam Islam. Sebab sebagian mereka memang ada yang sampai mengingkari Al-Quran Al-Kariem, kenabian Muhammad SAW, mengingkari para shahabat Rasulullah SAW dan lainnya.

Tetapi kita tidak boleh menggeneralisir hal itu kepada semua kelompok syiah. Sebab banyak pula dari mereka yang beriman kepada Al-Quran Al-Kariem yang kita pakai, percaya kepada para shahabat dan juga kenabian Muhammad SAW.

3. Kegeraman orang terhadap gerakan aktifis JIL ini memang bisa dipahami. Sebab apa yang selama ini mereka kemukakan tidak bisa membuat umat ini semakin mendapat ketenangan, ketentraman atau pun pencerahan. Bahkan sebaliknya, umat semakin merasa terhina, terpojok dan terlecehkan oleh tulisan dan ungkapan mereka.

Sebenarnya mereka bukan mempermudah syariat, melainkan membelok-belokkannya dengan tanpa aturan dan kaidah yang diakui oleh para ulama dan dunia Islam pada umumnya.

Lebih jauh, mengapa mereka bisa sampai demikian, kira-kira hal berikut ini bisa menjelaskan.

1. Yang mereka gunakan adalah hawa nafsu dan bukan petunjuk yang benar.
Dalam kebanyakan produknya, mereka lebih menggunakan hawa nafsu dari pada pembahasan ilmiyah. Sehingga kentara sekali bagaimana motivasi mereka ketika melontarkan gagasan anehnya. Untuk itu cukuplah bagi kita mengingat firman Allah SWT berikut :

Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.(QS.An-Nisa : 135)

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Qur’an dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu….(QS.Al-Maidah : 48)

…Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.(QS.Al-Maidah : 70)

…Dan sesungguhnya kebanyakan mereka benar benar hendak menyesatkan dengan hawa nafsu mereka tanpa pengetahuan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang melampaui batas.(QS.Al-Anam : 119)

2. Tidak Membuka Hati, Mata Dan Telinga
Selain hawa nafsu, sebab lainnya adalah masalah penyakit hati yang keras yang menyebabkan mereka semakin jauh dari cahaya Allah SWT. Sebab mereka menutup telinga dan hati mereka dari mendengar hidayah serta jalan yang lurus.

Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami dan mereka mempunyai mata tidak dipergunakannya untuk melihat , dan mereka mempunyai telinga tidak dipergunakannya untuk mendengar . Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.(QS.Al-Araf: 179)

Persis sebagaimana firman Allah SWT tentang karakteristik orang yang diceritakan dalam Al-Quran Al-Kariem :

Dalam hati mereka ada penyakit , lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.(QS.Al-Baqarah : 10)

3. Tidak Rela Dengan Apa Yang Allah Turunkan
Ketika seorang masuk Islam, seharusnya yang ada di dalam dada adalah rasa berserah diri kepada Allah SWT dan kepada apa yang diperintahkan-Nya tanpa reserve. Karena itulah hakikat ubudiyah (penghambaaan diri) kepada-Nya.

Sebaliknya, ada juga orang yang ditaqdirkan Allah SWT untuk tidak bisa menerima aturan dan hukum dari-Nya. Itulah mereka yang disesatkan dari jalan yang lurus. Maka dalam dada mereka ada rasa tidak nyaman, sesak dan sempit bila melihat agama Allah SWT dijalankan oleh orang lain. Maka dia selalu berusaha menyesatkan manusia dari jalan Allah SWT . Rasa sesak dan sempit di dalam dada mereka atas agama Allah SWT itu digambarkan dengan indah sekali di dlaam firman-Nya

Barangsiapa yang Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya Dia melapangkan dadanya untuk Islam. Dan barangsiapa yang dikehendaki Allah kesesatannya , niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS.Al-Anam : 125)

Jadi memang sebaiknya mereka bertobat dan kembali ke jalan yang benar, jalan orang-orang yang shaleh dari umat ini. Jalan yang terang benderang dimana semua orang bisa melihatnya dengan jelas. Jangan lagi menjadi orang yang kerjanya menghalangi manusia dari jalan Allah SWT.

Sebab dengan melontarkan pendapat aneh macam itu, mereka bisa dianggap menghalangi manusia dari jalan Allah SWT. Dan ancaman terhadap pelakunya lumayan berat.

Dan penghuni-penghuni surga berseru kepada Penghuni-penghuni neraka : “Sesungguhnya kami dengan sebenarnya telah memperoleh apa yang Tuhan kami menjanjikannya kepada kami. Maka apakah kamu telah memperoleh dengan sebenarnya apa yang Tuhan kamu menjanjikannya ?” Mereka menjawab: “Betul”. Kemudian seorang penyeru mengumumkan di antara kedua golongan itu: “Kutukan Allah ditimpakan kepada orang-orang yang zalim, orang-orang yang menghalang-halangi dari jalan Allah dan menginginkan agar jalan itu menjadi bengkok, dan mereka kafir kepada kehidupan akhirat.”(QS.Al-Araf : 45)

Kalau mereka mengatakan bahwa semua agama sama saja, maka itu saja sudah cukup bisa dijadikan bukti bahwa kerja mereka memang menghalangi manusia dari jalan Allah SWT . Sebab orang yang tadinya ingin menjadi muslim sejati, karena mendengar celoteh mereka, akhirnya tidak jadi dan malah masuk agama lainnya. Sebab semuanya sama saja.

Meski kami tidak mengatakan bahwa mereka adalah jaringan iblis laknatullah, tapi kalau sampai ada yang mengatakan demikian, memang mungkin saja terjadi. Sebab siapa berani berbuat, harus berani menerima resikonya. Karena itu kepada siapapun yang terpengaruh dengan pemikiran miring itu, segeralah bertaubat dan kembali kejalan Allah SWT sebelum ajal menjemput.

Percayalah bahwa Anda tidak akan menjadi hina dengan berhenti jadi aktifis JIL bahkan akan semakin mulia dan akan didengar oleh umat Islam.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. Syariah Online

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidakan akan pernah kami publish Kolom yang wajib diisi ditandai *