Hari Kelahiran Berpengaruh Terhadap Nasib Seseorang?

Pertanyaan : 

tbs – magetan

Assalamualikum Wr.Wb

ustadz yang terhormat saya seorang pemuda yang mau menikah, tapi setelah kedua orang tua kami bertemu dan diaadakan perkenalan dan saling memberikan tanggal kelahiran, masing – masing, ternyata hari kelahiran saya sama calon istri ternyata tidak cocok, apabila kami jadi menikah maka dikhawatirkan rumah tangga kami akan bercerai nantinya, awalnya saya tidak percaya terus saya pergi ke seorang kiayi menanyakan perihal tersebut, anehnya lagi kyai itu membenarkan masalah ketidak cocokan hari kelahiran antara saya sama calon istri. apakah benar dalam islam ada hari kelahiran seseorang tidak cocok dengan orang lain ini dalam hal jodoh, apakah ini bukan suatu kemusyrikan, apakah hari kelahiran menetukan watak seseorang misal hari lahiir kemis wage punya watak keras, dan lain – lain ??? terima kasih ustdaz sebelumnya.

Wassalammualikum Wr. Wb.

Jawaban:

Assalamu `alaikum Wr. Wb.
Al-Hamdulillahi Rabbil `Alamin, Washshalatu Wassalamu `Alaa Sayyidil Mursalin, Wa `Alaa `Aalihi Waashabihi Ajma`in, Wa Ba`d

Apa yang Anda sampaikan itu seratus persen adalah praktek yang tidak ada dasarnya dalam syariat Islam. Bahkan perbuatan ini termasuk dalam kategori syirik yang diharamkan Allah SWT. Percaya kepada kesialan yang akan terjadi berdasarkan hari lahir sebagaimana yang ada dalam primbon sebenarnya adalah syirik yang diharamkan Allah SWT. Hitung-hitungan dari primbon itu sama sekali tidak ada dasar ilmiyahnya, apalagi dasar syar’inya. Bahkan sebaliknya, hitung-hitungan seperti itu bila membawa pelakunya kepada kepercayaan atas nasib naas yang akan diterimanya, maka itu adalah perbuatan menyekutukan Allah SWT. Termasuk dalam kategori ‘tathayyur’ atau percaya kepada burung dan termasuk juga kepercayaan pada tanjim atau percaya kepada konstalasi bintang di langit..

Perbuatan tathayyur dan tanjim ini merupakan sifat orang-orang kafir musyrikin dan telah diharamkan oleh Allah SWT dan rasulnya dengan nash-nash yang sharih..

Haramnya Tathayyur
…Ketahuilah, sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.(QS. Al-A’raf : 131)

Utusan-utusan itu berkata: “Kemalangan kamu adalah karena kamu sendiri. Apakah jika kamu diberi peringatan ? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampui batas”.(QS. Yaasin : 19)

Rasulullah SAW bersabda :
Tidak ada ‘adwa, tiyarah, hammah dan shafar (HR. Al-Bukhari dan Muslim).

‘Adwa adalah penjangkitan atau penularan penyakit. Sedangkan Tiyarah adalah kepercayaan atas nasib sial yang akan menimpa, baik dengan hitung-hitungan nama versi primbon, feng shui, melintasnya hewan tertentu dan sejenisnya. Asal kata tiyarah itu sendiri dari kata thair yang bermakna burung. Disebut demikian karena kepercayaan orang jahiliyah bila melihat burung terbang melintas, lantas mereka percaya bahwa burung itu memberi tanda kesialan. Sehingga mereka tidak jadi bepergian lantaran kepercayaan kepada burung itu.

Sedangkan Hammah adalah adalah kepercayaan kalau melihat burung hantu akan mendapatkan kesialan. Dan Shafar adalah kepercayaan atas kesialan yang akan terjadi pada bulan Shafar.

Selain itu ada juga hadits lainnya yang menegaskan bahwa tindakan takut terjadi kesialan yang disebut dengan tiyarah itu merupakan tindakan syirik.

Dari Ibnu Masud bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Tiyarah itu syirik, tiyarah itu syirik, tiada seorang pun dari kita kecuali (telah terjadi dalam hatinya sesuatu dari hal ini) hanya saja Allah SWT menghilangkannya dengan tawakkal kepada-Nya(HR. Abu Daud dan Tirimizy dan beliau menshahihkannya).

Dari Ibnu Amr bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Orang yang mengurungkan hajatnya (kepentingannya) lantaran percaya kepada nasib sial (tiyarah), maka dia telah berbuat syirik”. Para shahabat bertanya,”Lalu apa tebusannya ?”. Beliau menjawab, ”Hendaklah dia mengucapkan (Ya Allah, tiada kebaikan kecuali kebaikanmu dan tidak ada kesialan kecuali kesialan darimu dan tiada sembahan kecuali Engkau”. (HR. Ahmad).

Haramnya tanjim
Dari Abu Musa berkata bahwa Rasulullah SAW besabda, ”Tiga orang yang tidak masuk surga : [1] peminum khamar, [2] pemutus silaturrahim dan [3] orang yang membenarkan sihir.” (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban dalam shahihnya). Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab mengatakan bahwa yang dimaksud dengan membenarkan sihir adalah percaya kepada ramalan nasib berdasarkan hari kelahiran dan ramalan bintang yang ada di langit.

Sedangkan hukum mempercayai ramalan seperti itu bisa membawa seseorang kepada kekafiran, tidak diterimanya shalat selama 40 hari dan semakin bertambah dosa

Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, ”Orang yang mendatangi kahin dan mempercayainya apa yang dikatakannya maka telah kufur terhadap apa yang turun kepada Muhammad SAW.” (Al-Quran Al-Karim). (HR. Abu Daud).

Dari istri-istri Nabi bahwa Rasulullah SAW bersabda,”Orang yang mendatangi peramal dan bertanya tentang seusatu dan membenarkan/mempercayainya apa yang dikatakannya maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari. (HR. Muslim).

Siapa yang mempelajari sebagian dari ilmu nujum, maka sesunggunnya telah memperlajari bagian dari sihir. Semakin bertambah orang yang mempelajari semakin bertambah dosanya(HR. Abu Daud dengan isnad yang shahih).

Adapun watak dan sifat seseorang bukan ditentukan dari kapan dia lahir, melainkan dari gen yang dimilikinya atau pun lingkungan yang membentuknya.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. SyariahOnline

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidakan akan pernah kami publish Kolom yang wajib diisi ditandai *