Belajar Kejawen

Rizal Ridho – Jl. Mutiara Citra Asri C1/1, Sumorame, Candi, Sidoarjo

Pertanyaan :

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Saat ini saya tengah belajar tentang ilmu Jawa (Kejawen) yang memang betul-betul berbuat syirik (seperti menyembah batu/pohon/kubur). Tapi dasar saya disini adalah betul-betul ingin belajar, bukan untuk mengikuti/menjalankan Kejawen dan mengetahui apakah hakekat dari tempat yang mereka sembah. Pertanyaan saya:

1. Dalam setiap ritual saya niatkan hanya “Asyhadu Anla Ilaha Ilallah Muhammadur Rasulullah” Yaa Allah aku hanya menyembah kepada Engkau, Aku hanya ingin mengetahui hakekat ilmu yang aku pelajari”, apakah saya ritual yang saya lakukan itu termasuk syirik.

2. Banyak sekali orang yang datang kekubur yang niatnya macam-macam tapi apakah termasuk syirik apabila ke kubur niat kita ingat Mati dan Insya Allah doa kita akan dikabulkan Allah.

3. Apakah termasuk didalam syirik apabila kita belajar “ilmu kejawen” (padahal banyak orang yang menyalahgunakan ayat-ayat dalam Al Quran untuk tujuan tertentu atau jahat) sedangkan didalam ilmu itu saya lihat banyak ajaran yang sesuai dengan ajaran Islam (misal tidak untuk menyakiti orang).

4. Banyak orang yang mengatakan tidak dapat disantet atau kebal bacok dengan menggunakan ayat-ayat Al Qur’an, bagaimana hukumnya. sekian pertanyaan saya,

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jawaban:

Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Washshalatu Wassalamu ‘Ala sayyidil Mursalin. Wa ‘alaa ‘Aalihi Wa Ashabihi ajma’ien. Wa Ba’du

1. Perlu dibedakan antara belajar ilmu kejawen dalam arti mempelajari teori dan sejarah serta perkembangannya sebagai seubah bahan penelitian ilmiyah dengan mempelajari ilmu itu dengan mempraktekkannya atau ikut melakukan ritual-ritualnya. Hal keadaannya sama dengan mempelajari teori tentang masalah sihir dan perdukunan sebagai kajian ilmiyah dan penelitian. Tentu berbeda dengan ikut melakukan praktek persihiran, melakukan tapa, mengorbankan sesembahan dan sejenisnya.

Sebagai sebuah objek penelitian, maka ketika kita mempelajarinya, kita tidak ikut ambil bagian dengan ritual dan praktek sesatnya. Kita cukup membuka literatur, wawancara dengan pelaku atau survey lapangan. Tapi sama sekali tidak ikut ritual atau prakteknya. Karena semua itu adalah hal yang syirik dan pelakunya bisa dihukumi kafir terhadap ajaran Islam.

Sehingga apa yang anda lakukan hingga ikut larut dalam ritualnya, meski anda tetap yakin kepada keesaan Allah SWT, tetap saja hal itu melanggar syariat Islam. Karena justru pada ritual itulah titik keharamannya selain kepada masalaah keyakinannya. Karena Islam itu bukan hanya masalah iman di hati, tetapi juga pada praktek dan lisan.

2. ziarah kubur dulunya dilarang oleh Rasulullah SAW, tetapi kemudian diperbolehkan setelah dirasa iman umat Islam sudah kuat dan tidak ada kekhawatiran untuk terjerumus tindakan syirik. Rasulullah SAW bersabda, ”Dahulu aku melarang kalian berziarah qubur, tapi sekarang silahkan lakukan”.

Dan salah satu manfaat ziarah kubur itu adalah mengingatkan kita kepada kematian yang pasti datang. Dan tidak harus menuju kepada kuburan tertentu seperti kuburan keramat, kiyai, wali atau mbah-mbah yang sakti. Tapi semua kuburan, karena intinya hanyalah mengingat kematian. Sedangkan kalau harus ditentukan kuburan di anu dan si anu, maka pastilah ada apa-apanya di belakang itu.

3. Semua ajaran manusia di dunia ini pastilah ada bagian-bagiannya yang secara kebetulan sejalan dengan Islam. Tapi tentu saja ada yang bertentangan. Bukankah dari sisi kesamarataan dan keberpihakan kepada rakyat miskin, komunisme itu dekat dengan Islam? bukankah dari sisi etos kerja dan semangat mencari rizki, kapitalisme itu sejalan dengan Islam? bukankah dari sisi semangat kemiliteran, facisme NAZI itu sangat militan dan sejalan dengan semangat jihad dalam Islam?

Tapi tidak semua yang kelihatan sepintas lalu sejalan dengan Islam lantas kita anggap jadi baik semuanya. Karena di balik hal-hal yang selaras, ada nilai-nilai yang justru sangat bertentangan dengan aqidah dan syariah Islam. Karena itu sebaiknya kita berpegang kepada Islam yang murni dan asli sebelum kita melakukan kompromi-kompromi dengan sistem nilai lainnya. Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa suatu hai itu sesuai dengan Islam kalau kita sendiri belum mempelajari islamnya secara sepenuhnya dan betul-betul memahami maknanya?

4. Ilmu anti santet, kebal dan tidak mempan dibacok yang menggunakan bacaan ayat-ayat Al-Quran Al-Kariem tidak lain adalah bentuk tipu daya jin. Sebenarnya bukan ayatnya yang membuat tidak mempan dibacok, tapi adanya jin yang melindungi orang itu. Dan adanya perlindungan jin itu bukan tanpa imbalan, justru imbalannya adalah sesuatu yang paling mahal yang pernah kita punya, yaitu iman di dalam dada. Jin itu juga biasanya meminta syarat aneh-aneh yang barangkali menurut kita sepele, tapi di mata Allah SWT sangat besar nilai kemungkarannya.

Dalam persepektif aqidah Islam, tidak ada ayat yang membuat seseorang tidak mempan dibacok. Bahkan seorang nabi Muhammad pun terluka dan terkena panah. Dan seorang Hamzah harus mati berkalang tanah ditembus tombak lawan. Apakah mereka tidak punya ajimat bacaan ayat quran yang membuatnya tidak mempan ditombak dan dipanah ?

Jadi ketika membaca ayat itu, jin-lah yang melakukan segala kemungkaran itu. Dan dalam aqidah Islam, semua itu adalah perbuatan syirik dan dosa besar. Segeralah tobat, berhenti dan minta ampun kepada Allah SWT sebelum ajal datang dan tidak ada lagi ampunan buat pelaku kemusyrikan.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh. SyariahOnline

Tinggalkan balasan

Alamat email Anda tidakan akan pernah kami publish Kolom yang wajib diisi ditandai *