Pertanyaan :
Nano – Jl. Gajah Mada Tarakan
Pak Ustadz pernah saya dengar dari seorang ulama yang mengatakan bahwa di akherat itu nantinya orang tidak saling kenal mengenal. Sementara pernah juga saya dengar dari ulama lain yang menceritakan tentang suatu kisah yaitu adanya seorang bapak yang tidak jadi masuk surga gara-gara seorang anak yang ditanya oleh malaikat kenapa tidak shalat, kata anak tersebut saya tidak pernah diajari tentang shalat oleh orangtua saya, terus ditanya mana orang tuamu, maka ditunjukanlah orang tuanya. Bagaimana ini sebenarnya saling mengenal atau tidak?
Apakah sebenarnya Allah SWT sudah menentukan bahwa si Ulan nantinya akan meninggal hari Senin, jam sekian, misalnya matinya mati kecelakaan atau mati dibunuh oleh orang lain. itu merupakan takdir atau buka?
Jawaban:
Barangkali yang dimaksud dengan tidak saling mengenal adalah pada saat hari penghitungan. Dimana semua orang pada saat itu sibuk dengan kasus masing-masing. Dan karena dahsyatnya hari itu, sehingga seorang ayah tidak kenal lagi dengan ayahnya oleh sebab semua dalam keadaan stress yang akut dan sangat over.
Dan apabila datang suara yang memekakkan, pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. Setiap orang dari mereka pada hari itu mempunyai urusan yang cukup menyibukkannya. (QS. ).
Anda bisa bayangkan bahwa nasib manusia akan ditentukan hari itu, apakah dia akan menjadi penghuni surga atau dibakar di neraka. Tidak ada lagi orang yang mengingkari kebenaran ini seperti sekarang di dunia yang kita masih bisa tertawa dan bercanda bahkan terkadang suka kualat dengan Allah SWT.
Disana semua akan menjadi sangat nyata. Pengadilan hari akhir itu akan mempertontonkan setiap tindak –tanduk kita di dunia. Mulut kita akan terkunci, hanya tangan dan kaki yang akan menjadi saksi.
Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.(QS. Yaasin : 65).
Maka wajah manusia pada hari itu akan tertunduk lesu dan tertutup debu.
Banyak muka pada hari itu tunduk terhina, bekerja keras lagi kepayahan, memasuki api yang sangat panas(QS. Al-Ghasyiah : 2).
Dan banyak muka pada hari itu tertutup debu, dan ditutup lagi oleh kegelapan . Mereka itulah orang-orang kafir lagi durhaka. (HR. Abasa : 40-42)
Namun sebaliknya, bila masa penghitungan itu telah lewat dan hasilnya telah pasti akan memasukkannya ke surga, wajah-wajah orang beriman akan berseri-seri :
Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa dan bergembira ria, (QS. Abasa : 38-39)
Hari kiamat itu digambarkan oleh Allah SWT sebagai hari yang bisa membuat anak bayi menjadi ubanan, saking menakutkannya.
Maka bagaimanakah kamu akan dapat memelihara dirimu jika kamu tetap kafir kepada hari yang menjadikan anak-anak beruban.(QS. Al-Muzzammil : 17) SyariahOnline